29 Dec 2013

December Favorite

Lama ga posting, pengen posting yang bener dikit ah hihihi. Jadi, setiap hari, setiap bulan, pasti kita melakukan suatu kegiatan/sesuatu kan, entah itu nonton, baca buku, belanja (hehe), atau hal lainnyaaa, nah mulai bulan ini aku akan posting tentang hal-hal kesukaan di setiap bulan, lumayan buat share dan juga buat menuh-menuhin blog :P Jeng jeng jeeeeng~ Sebagai awalan, aku akan posting December Favorite!!! Walaupun Desember belum habis, tapi karena ini udah akhir Desember, jadi gapapa yaaah aku share sekarang, keburu ga sempet. Disini aku akan posting tentang kesukaanku di bulan ini, pantengin yaaaaahhh~ ( ´ ▽ ` )ノ

1. GAME /// Tebak Gambar
Ini game yang akhir-akhir ini sering aku mainin dan jadi game favorite di bulan ini (karena ga maen game lain sih, hihihi). Tapi game ini ga bohong emang seruuu banget, bikin mikir laamaaaa banget padahal jawabannya sebenernya cuma sederhana, tapi cara para kreator ngasih soal pake gambar ini kreatif banget!!! \(*T▽T*)/

Game ini terus dikembangkan, sampai saat ini udah ada 9 level, dengan setiap level punya 20 pertanyaan. Disetiap akhir, yaitu di titik ke 20, ada raja pertanyaan. Raja pertanyaan ini (disetiap level) ada waktunya, jadi harus mikir cepet, harus ngetik cepet, dan gaboleh salah kalau mau lanjut ke level selanjutnya. Kalau salaaaah, bisa ngulang lagi koook, tapi balik ke checkpoint (titik ke 10) ヽ(´ー`)ノ

Ahem, aku sudah tuntas main game ini, tapi karena emang seru, jadi aku reset lagi dan main lagi dari awal. Ga bikin bosen walaupun udah maen berkali-kali, karena suka lupa jawabannya dan alhasil mikir lagi kaya pertama maen fufufu~

Dibawah ini gambaran dalem game-nya o(≧▽≦)o
Gambar kiri, menunjukkan level yang ada, kalau kita belum nyelesaiin level 1, gabisa masuk ke level 2 (`へ´*)ノ
Gambar tengah, titik yang harus kita lalui, ada 20 titik atau pertanyaan yang harus diselesaikan.
Gambar kanan, salah satu contoh pertanyaannya. Itu lupa di level berapa poin berapa, gomen :(
Kayanya seru kan, emang seruuu woooyy!!! Ayok cobaaa hahaha (((p(>o<)q)))



2. ANIME /// Kyoukai no Kanata
Ini salah satu anime yang lagi ngetren di Fall 2013 ini. Genrenya slice of life sama supranatural, ada 12 episode. Selalu suka genre yang begini, walaupun sebenernya genre favorite tetep Shonen hehehe (_´ω`)

Awal ceritanya gini, Akihito ketemu sama Mirai Kuriyama di atap gedung sekolah (si Mirai kaya mau terjun gitu). Dia bujuk-bujuk si Mirai supaya ga terjun, tapi eh Mirai terjun!!! Tapi tiba-tiba ada lagi dibelakang Akihito dan nusuk tepat di jantungnya (;° ロ°)  Ternyata sebenernya Akihito ini half-youmu (semacem arwah youkai) dan gabisa mati, sementara Mirai ini "Spirit World Warrior" yang tugasnya melenyapkan youmu.




Karakter menonjol lainnya ada Nase Mitsuki, dia seorang osananajimi, tsundere, dan Presiden Klub Sastra Akihito. Dia juga anggota dari keluarga SWW yang wilayahnya disitu, dan jelas gasuka Mirai melanggar batas wilayah kekuasaannya. Awal-awal episode ini ga terlalu berkesan, tapi lucu liat Mirai nusuk-nusuk Akihito tiap hari buat latihan ngelawan youmu (≧∇≦)/  Selain itu suka sama Mirai, dia moe moe gitu, gemesss hehehe. Gara-gara liat anime ini jadi pengen cosu Mirai, sekarang lagi prepare seifuku-nya. Kemaren abis costest pake wig-nya, tapi gapake kacamata jadi belum mirippp huhuhu (sebenernya wig ini buat cosu Yachiru tapi belum jadi, yaudah dipake dulu buat Mirai)  。・゚゚・(>д<)・゚゚・。

Dengerin juga OP: "Kyoukai no Kanata (境界の彼方)" by Minori Chihara
ED: "Daisy" by STEREO DIVE FOUNDATION

3. MAKEUP /// ETUDE HOUSE
Kyaaaah~ Akhirnya aku sekarang mau merawat diriku, terutama wajah. Setelah bertahun-tahun dan sebesar ini, akhirnya aku sadar kalau penampilan itu penting huhuhu (;_・)
Dari jaman SMP sebenernya udah pengen ngerawat diri terutama wajah, tapi karena gaboleh Ibu dan emang wajahku ini sensitif, jadi gaberani coba-coba dan stop pake-pake bahan kimia (waktu itu pake Ponds). Baru pas jaman kuliah ini berani nyoba-nyoba. Pernah cobain rekomennya Ibu, lupa merknya apaan, ga ampuh juga, sebenernya ampuh sih, tapi bikin kulit kering (;_・)

Abis itu saking gilanya aku pernah cobain Biore for Men!!! (´A`。)  Tapi ternyata cocok dimukaku, mukaku jadi bersih dari jerawat, ga lusuh, seger gitu, tapi tetep masalah utama muka kering. Untuk menyiasati kekeringan itu, aku pake Baby Oil hohoho dan berhasiiilll~ \(//∇//)\ Liat post-nya disini ya..

Nah pada suatu hari, aku kan suka tuh Youtube-ing, mulai dari hal-hal gajelas sampe bener-bener ngubek-ngubek sesuatu hehe, terus liat tutorial makeup #ciegitu  Kebetulan temenku juga jualan produk-produk makeup, kok tertarik, kok pengen nyoba, terus aku konsultasi \(//∇//)\
Akhirnya nyobalah salah satu produk dari Etude House, waktu itu beli BB Cream yang Bright Fit NO.2, eh ternyata cucok dan cocok booo~ (/ω\)  Karena tipe mukaku kering, jadi sebelum pake BB cream, aku harus pake moisturizer biar kulitku ga kaget, jadilah aku beli moisturizer dari Etude House juga, Dear Girls Be Clear Moisturizer, dan akhirnya cocok lagiii (/ω\)

Dari banyak produk Etude House yang udah kubeli, akhirnya aku mendeklarasikan bahwa emang kulitku cocok pake Etude, yeaayyy finally (´∀`)♡ Sekarang ini karena jarang pergi-pergi, aku pake CC cream, selain buat moisturizer, CC cream ini juga buat sunblock, base, dll. Ngeblend dimuka banget, sukaaa, I love Etude~ (ღ˘⌣˘ღ)

4. ACTION FIGURE
Aku suka koleksi action figure, yah belum banyak sih, baru beberapa, masih newbie dan merintis ihihihi. Ini beberapa koleksiku, belum semuanya, soalnya belum sempet foto yang baru~ Sebagian besar koleksiku adalah One Piece (Robin-chan dan Sanji-kun). Kenapa One Piece? Gatauuu haha, I just love One Piece so much. Sejauh ini koleksiku antara lain Figma Michael Jackson, Grimmjow-sama (Japver), beberapa figurine Nicorobin (Japver), beberapa figurine Sanji (Japver), Doraemon, Toy's Story, Sabo, dan yang paling favorite itu FZO Sanji-kun Battle Version. Setelah ini aku pamer dikit yaaah Sanji-kun, Robin-chan, dll nampang dan pose \(///Σ///)\

SANJI-KUUUUNN \(//∇//)\

ROBIN-CHAAAN \(//∇//)\

Sebenernya ada beberapa lagi, tapi kayanya itu dulu deh, yang lain buat lain kali, atau nanti aku tambahin dipostingan selanjutnyaa aja \(//∇//)\ hehehe.
See you in my next post.... (人´∀`*)

9 Nov 2013

G

Dear G,

Semoga masih ada waktu buat nengok kesini, kalaupun sekarang tidak sempat, semoga suatu waktu saat kamu sedang tiduran disela jadwal padatmu, kamu membaca beberapa tumpukan kata yang tidak berarti ini. Beberapa waktu ini aku berpikir keras, sangat keras, dan memahami tentang semua hal yang terjadi. Dan sampai saat ini masih selalu kamu, dan ingin tetap kamu. Aku akan tetap menunggu sampai kamu datang lagi. Kalau sebelumnya kamu yang menunggu, sekarang giliranku yang menunggu. Kalaupun pada akhirnya apa yang aku tunggu tidak untukku, aku berharap kamu bisa lebih bahagia dari yang lalu :)

Love, D.

5 Nov 2013

Aku sedang menyeret satu kenangan dan beban hati yang menurutku sungguh menyesakkan ulu hati. 
Suatu waktu aku sudah melepaskan. Dan di waktu yang lain aku mengingatnya dan ingin kembali kesana.
Ini bukan sesuatu yang berat sesungguhnya. Hanya mungkin aku yang belum terbiasa.
Sudah lama tidak begini. Sudah lama menikmati kehampaan sendiri. Sekarang pun harusnya bisa lagi.

3 Nov 2013

Dry Skin?

Hello! Long time no write, I miss writing, but since I am too lazy to write and besides I have nothing to write, soooo..... yeah haha :3
Lately, I get sooo annoyed with my face *sigh* I have dry and sensitive skin. I'm not using any makeup, but because I wanna look better, so I bought BB Cream from Etude House and try it right away without any moisturizer. And you know what happened? Yeaaahhh, my skin peeling and it makes me look so scary and uglier and anything you call it baaaddd uhhh :(
Then I told this case to my friend and got her advice to use moisturizer before I apply BB Cream (yaaay~ I think case closed!) So I wonder which moisturizer fit me well since I never use any moisturizer before (poor me...) Then my other friend told me to use Cussons Baby cream:


At first, it made my skin feel like burning (I mean it!) My friend told me maybe it won't work because we have different kind of skin from baby's skin, yeah yeah make sense :(
After that I use Baby Oil after I washed my face or whenever I feel my skin get dry and IT WORKS!


Recommended for dry skin, it safe and not burning my face. It makes your face look more oily and elastic. Oh it also can be used to clean your face ^^
How to use: Apply it on your face with a cotton, and swab with tissue to decrease much oil stuck on your face hihihi. Good luck!

23 Oct 2013

Forgive

“Mengerti bahwa memaafkan itu proses yang menyakitkan. Mengerti, walau menyakitkan itu harus dilalui agar langkah kita menjadi jauh lebih ringan. Ketahuilah, memaafkan orang lain sebenarnya jauh lebih mudah dibandingkan memaafkan diri sendiri.” - Tere Liye

28 Sept 2013

Nyanyi sambil curcol

Aku ingin berjalan bersamamu
dalam hujan dan malam gelap...

Aku ingin berdua denganmu
diantara daun gugur...
Aku... ingin berdua denganmu...

Walaupun aku ingin dan kamu tidak terlalu peduli

Aku menunggu dengan sabar
diatas sini melayang-layang
Tergoyang angin, menantikan tubuh itu...

Aku ingin berdua denganmu
diantara daun gugur
Aku... ingin berdua denganmu...

Aku ingin berdua denganmu
diantara daun gugur...
Aku... ingin berdua denganmu...

Kangen. Tidak bisa melihatmu.
Payung Teduh - Resah
1.29 AM / Sept 28, 2013

21 Sept 2013

Kita sama-sama sudah memilih di masa yang lalu. Tetapi pada akhirnya, kamu memilih pergi dan saya teguh. Saya tidak meneteskan setetes-pun air mata--kalau kamu ingin tahu betapa saya tegar--atas keputusanmu. Saya kuat. Malam ini saya membaca lagi pesan perpisahanmu, dan saat selesai membacanya, saya menangis seseunggukan. Tidak, bukan karena menangisi kamu, tapi menangisi betapa bodoh dan tidak pekanya saya saat itu. Saya sudah melepaskan, dan memutuskan untuk tidak lagi berharap. Take care... :)

9 Sept 2013

Penggemar

Hilang sudah satu penggemar setiaku. Yang dulu selalu tahu isi blog-ku dan membaca setiap perasaanku, yang dulu selalu ingin tahu bagaimana hariku berjalan; kini sudah hilang. Mungkin menengok saja tidak sempat, terpikirkan tentang aku saja jarang. Oh beginikah waktu menuakan ingatan? Atau mungkin bisa aku lebih menekankan; beginikah waktu mematikan hati yang dulu berbunga-bunga menjadi keriput tak berwarna...?

Untuk setiap detik waktu yang tidak berhenti bergulir, untuk setiap tawa dan bahagia yang selalu ingin terulang bersama, untuk segala perjalanan yang mendewasakan kita, untuk setiap air mata yang tak henti menetes saat merindui, untuk setiap dekapan yang tidak pernah sampai saat dibutuhkan, untuk setiap keacuhan yang kadang menyakitkan, terima kasih banyak. Kau dan waktu mengajarkanku banyak hal meski tanpa kupinta. Selamat mengulang tahun yang pertama.







Ah, kamu pasti tidak ingat :)

24 Aug 2013

I don't have nice clothes. And when I have, I'm not quite good when wear it.
I don't have any talent. When I have one, I'm not pretty sure I can handle it.
I'm not beautiful. And if someone think I am, I think they are just see a part of me.
I'm not smart or even brilliant. When people think I am, maybe they are wrong.
I don't know what I will be if I never have people in my life.
I can't thank them enough for exist in my life, for me.


I'm sad for not being able to be something useful.

5 Aug 2013

Sungai yang Kembali Mengalir

Ternyata kalau mau menunggu sedikit lama, yang ditunggupun akan datang.
Dia mendengar bisikan-bisikan alam yang menuntunnya untuk datang mendekat.
Oh seandainya engkau tidak menunggu sedikit lebih lama;
seandainya kau tidak duduk dan berdoa agar semesta menuntun yang engkau tunggu;
kau akan melewatkan satu kesempatan menyambutnya kembali.


Terima kasih untuk selalu kembali dan mengalirkan lagi air yang sempat kering :)

2 Jul 2013

Kucari Kamu


Untuk yang selalu kucari, untuk yang selalu kunanti.
Dari yang selalu mencari, dari yang selalu menunggu
Dalam setiap keraguan yang kadang tak terbatas
Dalam setiap rindu yang berujung luka
Dalam setiap tapak kaki yang tidak ingin berhenti
Dalam setiap detak yang tak pernah berhenti memanggil
...namamu :-)
Dalam setiap hembusan nafas
Dalam setiap bibir yang menyungging senyum
Maupun dalam setiap tangis
...yang tidak butuh alasan untuk menetes :-)

Dulu dan sekarang yang berbeda
Namun...
Semoga sungai kasih tetap mengalir
...deras :-)
Dan tidak pernah kering
Atau tidak pernah surut
Atau tidak pernah berhenti
...mengalirkan kasih-kasih yang dalam
...mengalirkan sejuta harap yang berbalas.


di Juli 2, 2013 / 5.08 PM.
Bersama sepoi angin dan mendungnya langit.
Payung Teduh - Kucari Kamu

18 Jun 2013

Stay

Kira-kira sudah berapa lama kita tidak bertemu? Sudah terhitung jutaan, bahkan milyaran detik berlalu.
Waktu masih bisa terhitung, tetapi bukankah rindu tidak pernah bisa dikalkulasi bahkan oleh hati sendiri?

Hari ini aku belajar satu hal dari orang lain, saat aku mulai terdiam dan mendengarkan, "Rindu yang menggebu adalah saat kita sama sekali tidak berkomunikasi tetapi saling mendoakan satu sama lain."

Ada ribuan waktu dimana aku ingin menyerah dalam keadaan. Melihat orang lain bahagia, sedangkan aku sedang dilanda kalut yang diriku sendiri tidak mengerti akannya. Tetapi selalu ada yang menguatkan, selalu ada yang memberiku pengertian, bahwa semua baik-baik saja, bahwa kitapun bahagia. Dengan cara yang tidak terduga. Dan Tuhan selalu punya cara...

"Bukankah harusnya engkau bisa bersyukur? Kalian bisa saling bersua sesering yang kalian mau. Tidak ada alasan untukmu bersedih hanya karena tidak mendengar kabarnya beberapa menit. Sedangkan kami harus bersabar, saling menahan rindu dan hati, serta menunggu waktu," kata hatiku untuk seorang teman.

"I love you. I love you. I love you," kata hatiku untukmu.

Hermione mengajarkanku bahwa, "Tears don't mean we're losing." :-)

Setiap waktu, kita diajarkan untuk selalu mengerti, bukan hanya ingin dimengerti. Bersyukur, bukan selalu menuntut. Good thing worth the wait. Thank you life...

Love always,
Eltra.

9 May 2013

Mau...ku

Mau juga bisa lupa kalo lagi disibukkan dengan hal lain. Sayangnya setiap aku berhenti sedetik, ingatan tentangmu selalu ada...
Mau juga tiba-tiba hilang, tertidur dibuai lelah dan lelap. Sayangnya setiap akan tidur, kamu lah orang terakhir yang aku pikirkan...
Mau juga ditunggu berjam-jam, dari terbit mentari hingga petang hari. Sayangnya aku tidak bisa membiarkan orang lain menungguku...
Ini adalah mau-mauku yang aku rangkai karena memang ingin jadi diposisimu.
Mau sang Etra si pengendali petir dan hujan yang sedang dilanda cinta menunggu sang Mpret.
Dan sayangnya, kau tidak pernah tau mau hatiku.

18 Mar 2013

Do not ever

Jangan pernah berpikir kamu yang berusaha sendiri saat berkerja bersama.
Jangan pernah berpikir kamu yang paling tulus dalam mencintai.
Jangan pernah berpikir kamu yang mencintai lebih dalam dari yang lain.
Jangan pernah berpikir kamu yang paling terluka saat disakiti.


Setidaknya, itu yang aku pikirkan sekarang. Bukan untuk siapa-siapa. Untuk diriku sendiri.
Aku bisa jadi lebih baik, aku kuat, dan aku tidak akan membalas menyakiti :)


17 Mar 2013

Perasaan

"Kalo bisa bohong, aku ingin tidak memerdulikan hatiku yang sedikit demi sedikit terkoyak. Tidak, bukan kamu yang mengoyak. Aku yang mengoyaknya sendiri, kok," wajahnya tersenyum tapi aku tau hatinya sedang terluka dan berdarah begitu hebat. Entah dia sedang tegar atau memang tidak ada pilihan selain tegar. Aku tidak tau dan tidak ingin tau bagaimana perasaannya. Dia mulai menangis, seperti biasanya. Membawa masalah-masalah kecil dalam tangisan yang entah kenapa membuat dadaku sedang dan tak kunjung hujan hatinya reda.

"Bisa ga kamu gausah nangis kalau ada masalah?" tanyaku, tidak tahan.

Dia tiba-tiba terdiam dan tersenyum kearah langit. Senyum yang terluka. Aku melukainya lagi. Orang yang begitu kucintai. Aku yang seharusnya menjadi orang pertama yang dia datangi untuk menjadi penenang, sekarang adalah pengacau nomor satu hatinya. Aku sadar, tapi aku tidak bisa tidak mengulang kesalahan. Baik, aku sekarang sedang memposisikan diriku sebagai orang paling bodoh yang pernah dia kenal.

"Gimana ya rasanya ditinggal pergi orang yang kita sayang? Orang yang udah bertahun-tahun bareng, orang yang selalu ada saat kita sedih, saat kita seneng, orang yang mungkin ga selalu bisa ada saat kita butuh, tapi dia sangat penting buat kita. Ga cukup ditinggal sehari-dua hari, tapi ditinggal pergi, jauuuuuuuh....banget, sampai kita gabisa ketemu lagi," dia tiba-tiba menggumam sendiri. Tapi telingaku menangkap dengan jelas setiap kata yang dia ucapkan. Jelas, sangat jelas. Aku tidak ingin menjawab. Aku tidak ingin membayangkan. Karena aku tidak ingin hal itu ada.

"Mungkin bakalan sakit banget. Mungkin abis dia pergi, kita jadi inget hal-hal buruk apa aja yang pernah kita lakuin ke dia, hal-hal nyenengin yang pernah kita lewatin bareng dia, semua kenangan muncul, dan rasa sakit karena ditinggalkan akan semakin menusuk. Aku udah sering liat orang-orang sekitarku kehilangan, dan dengan melihat mereka saja aku tidak bisa membayangkan bagaimana sakitnya. Pengen rasanya aku minta sama Tuhan sebuah penangguhan untuk tidak mengambil orang yang aku sayang, karena aku mungkin tidak akan tahan bagaimana sakitnya. Aku tidak ingin kehilangan. Cuma itu. Hehe," kembali dia melanjutkan monolognya dengan udara yang semakin sesak menghimpit dadaku. Sudah cukup. Aku juga tidak mau kehilangan. Cukup bicara hal yang tidak aku suka. Bisa?

"Aku pulang ya, Ram. Maaf ya udah ngerepotin disini. Aku lupa kalau kamu juga punya masalah, bukan cuma aku. Aku aja yang ga pernah mikirin kamu. Baik-baik ya. I love you, Love," katanya tiba-tiba. Aku menahannya, menariknya kearahku, memeluknya. Berharap dia tau kalau dia tidak pernah sekalipun merepotkanku atau menggangguku. Aku yang sering tidak mengertinya.

"Kenapa?" tanyanya.
"Maaf... Buat semuanya. Maafin aku ya,"
"Gapapa, kamu ga salah kok."
"Aku sayang kamu, Ra."
"Iya..."

15 Feb 2013

The Sky is Crying and My Head Full of Noise

Dear friend,

It happens again. I blame myself for something I don't know who has to be blamed. It start when I feel alone and I feel really want someone to talk to but there is no one. I go back to my room and start to read book and get bored and go to the living room to watch TV. But then I get bored because the commercials seem like never stop to be played like three times in a row. Then I sit in front of my laptop and start to browse the new book I want to buy and waiting for the respons. And I better not waiting any longer because I got the mail on the next morning. And I go back to my room and read book again for the second time. And I start to listen some noises on my head and it was really disturb me a lot. And I start to missing you here but you can't be here where I am right now. I kill it with listen to mixtape which titled "The Sky is Crying and My Head  Full of Noise," and I enjoy it so much until I fall asleep like a baby. I dreamed about you, and Stephen, and you again, and then I wake up and still wish you were here to accompany me. Or just laying there playing your favorite game and just ignoring me and all my stories. But then I realize it won't ever happen and I promise I will doing well after this, I hope you so.
Love always,
Tara.

I feel infinite

Dear friend,

Me and Rama recently often call each other. I guess he is busy with his stuff at college. And I can understand it. I do understand it. All I can feel is, I am fine. So much better than before. And my heart doesn't hurt anymore. And I don't feel any pain that usually break my heart. I can keep it. And I am doing well. And my heart starts to feel nothing. I wonder whether it's good or bad, is that a good news or even a bad news? I don't know. I'm fine but I think it's not good.

Love always,
Tara

9 Feb 2013

Hari ke-30: SHMILY

Kakek dan nenekku sudah lebih dari setengah abad menikah, namun tetap memainkan permainan istimewa itu sejak mereka bertemu pertama kali. Tujuan permainan mereka adalah menulis kata “shmily” di tempat yang secara tak terduga akan ditemukan oleh yang lain. Mereka bergantian menulis “shmily” dimana saja di dalam rumah. Begitu yang lain menemukan, maka yang menemukan sekali lagi mendapat giliran menulis kata itu di tempat tersembunyi.

Dengan jari mereka menorehkan “shmily” di dalam wadah gula atau wadah tepung, untuk ditemukan oleh siapapun yang mendapat giliran menyiapkan makanan. Mereka membuatnya dengan embun yang menempel pada jendela yang menghadap ke beranda belakang, tempat nenekku selalu menyuguhkan puding warna biru yang hangat, buatannya sendiri. “Shmily” dituliskan pada uap yang menempel pada kaca kamar mandi setelah seseorang mandi air panas; kata itu akan muncul berulang-ulang setiap kali ada yang selesai mandi. Nenekku bahkan pernah membuka gulungan tisu toilet dan menulis “shmily” diujung gulungan itu.

Shmily” bisa muncul dimana saja. Pesan-pesan singkat dengan “shmily” yang ditulis dengan tergesa-gesa bisa ditemukan di dasboard atau jok mobil, atau direkatkan pada kemudi. Catatan-catatan kecil itu diselipkan kedalam sepatu atau diletakkan dibawah bantal. “Shmily” digoreskan pada lapisan debu diatas penutup perapian atau pada timbunan abu di perapian. Di rumah kakek-nenekku, kata yang misterius itu merupakan sesuatu yang penting, sama pentingnya dengan perabotan.

Aku memerlukan waktu lama sekali sebelum benar-benar memahami dan menghargai permainan kakek-nenekku. Sikap skeptis membuatku tidak percaya bahwa cinta sejati itu ada—cinta yang murni mengatasi segala suka dan duka. Mesli begitu, aku tak pernah meragukan hubungan kakek-nenekku. Mereka sungguh saling mencintai. Dengan cinta yang lebih mendalam daripada kemesraan yang mereka tunjukkan; cinta adalah cara dan pedoman hidup mereka. Hubungan mereka didasarkan pada pengabdian dan kasih yang tulus, yang tidak semua orang cukup beruntung untuk mengalaminya.

Kakek dan Nenek selalu bergandengan tangan kapan saja kesempatan memungkinkan. Mereka berciuman sekilas bila bertabrakan di dapur mereka yang mungil. Mereka saling menyelesaikan kalimat pasangannya. Setiap hari mereka bersama-sama mengisiteka-teki silang atau permainan acak kata. Nenekku membisikkan kepadaku bahwa kakekku sangat menarik, dan bahwa semakin tua kakek semakin tampan. Menurut Nenek, dia tau “bagaimana membuat Kakek bahagia.” Sebelum makan mereka selalu menundukkan kepala dan mengucap syukur atas rahmat yang mereka terima: keluarga yang bahagia, rezeki yang cukup, dan pasangan mereka.

Tetapi, dalam kehidupan kakek-nenekku ada satu sisi kelam: nenekku menderita kanker payudara. Penyakit itu pertama kali diketahui sepuluh tahun sebelumnya. Sepertiyang selalu dilakukannya, Kakek mendampingi Nenek menjalani setiap tahap pengobatan. Dia menghibur Nenek di kamar kuning mereka, yang sengaja dicat dengan warna itu agar Nenek selau dikelilingi sinar matahari, bahkan ketika dia terlalu sakit untuk keluar rumah.

Sekali lagi kanker mnyerang tubuh Nenek. Dengan bantuan sebatang tongkat dan tangan kakekku yang kukuh, mereka tetap pergi ke gereja setiap pagi. Tetapi nenekku dengan cepat menjadi lemah sampai akhirnya dia tak bisa lagi keluar rumah. Kakek pergi ke gereja sendirian, berdoa agar Tuhan menjaga istrinya. Sampai pada suatu hari, apa yang kami takutkan terjadi. Nenek meninggal.

Shmily.” Kata itu ditulis dengan tinta kuning pada pita-pita merah jambu yang mrnghiasbuket bunga duka untuk nenekku. Setelah para pelayat semakin berkurang dan yang terakhir beranjak pergi, para paman dan bibiku, sepupu-sepupuku, dan anggota keluarga lainnya maju mengelilingi Nenek untuk terakhir kali. Kakek melamhkah mendekati peti mati nenekku lalu, denagn suara bergetar, dia menyanyi untuk Nenek untuk yang terakhir kalinya. Bersama air mata dan kesedihannya, lagi itu dinyayika; lagu ninabobo dalam alunan suara yang dalam dan parau.

Tergetar olah kesedihanku sendiri, aku takkan pernah melupakan saat itu. Karena pada saat itulah, meskipun aku belum dapat mengukur dalamnya cinta mereka, aku mendapat kehormatan menjadi saksi keindahannya yang abadi.

S-H-M-I-L-Y : See How Much I Love You
-Laura Jeanne Allen

8 Feb 2013

Hari ke-29: Tiga Hati

Tio
"Walau tak ada yang sempurna
Hidup ini indah begini adanya."

"Ndak masalah kalo orang lain keliatan lebih bahagia daripada saya, kan cuma kelihatan, wang sinawang, kan kita juga ndak tau sebenernya seperti apa. Saya udah bersyukur kok punya hidup yang kaya gini. Punya orang tua yang  pengertian, adik yang walaupun nakal, tapi sayang sama keluarganya, tambahan lagi, saya punya temen-temen yang kuenthel kaya coklat. Ya ada manis ada juga pahitnya. Wajar tho, namanya juga manusia, ada baik buruknya, kalo mikir pengen untungnya terus, ya jangan temenan sama manusia. Tambah lagi, saya punya Tara, dan keluarganya."

oOo

Nary
"I know distance doesn't matter
but you feel so far away."

Kamu ndak harus tau gimana perasaan saya. Gimana rindunya saya. Gimana saya berharap kita sedang duduk berdua menyeruput teh hangat di pagi hari di pekarangan rumah. Gimana saya terluka saat kamu, yang saya rasa, berubah; seperti tidak lagi peduli dan menganggap saya bisa sendiri. Ndak apa-apa. Saya ndak minta selalu dimengerti, karena pekerjaan kamu bukan cuma untuk mengerti saya. Saya rasa itu resiko dalam mencintai. Saya sudah berani mencintai, jadi harusnya saya juga sudah tau senang dan susah yang akan saya dapat di setapak menuju bahagia akan cinta. Saya cuma merasa kamu jauh belakangan untuk saya genggam. Saya yang harus terus mendekat. Saya rasa cuma saya yang berusaha. Saya ndak tau apa kamu juga merasa dan melakukan hal yang sama seperti saya. Saya ingin ngobrol banyak. Semoga kamu ada waktu, minimal untuk sekedar mendengar saya bilang, "Jaga diri, Mas."

oOo

Glenn
"Betapa sulitnya perpisahan yang dilakukan sendirian."

Ada ribuan detik yang berlalu entah sudah berapa ribu. Memandangmu begitu menyejukkan, tapi juga memuakkan. Aku mencintai, juga membenci pada saat yang bersamaan. Kamu sedang berdansa dengan seorang pria yang kutau sangat membakar hatiku. Sesekali kamu menoleh kearahku yang tak pernah lepas memandangmu, sambil mengibaskan rambutmu yang hitam terlihat lembut. Masih sambil berdansa dipelukan lelaki itu. Aku jenuh menanti yang tak pasti. Kapan kamu akan berhenti mendekapnya dan berjalan santai kearahku, tersenyum padaku dan kita pulang, menghindari keramaian. Aku jemu menjadi pihak yang tak berdaya. Siapa yang tidak, bisikku.

Hari ke 28: Dear Charlie

Dear Charlie,

I guess I'm the one who make it hard. For me. For us. Should I go back to the old me? I wish I'm not alone. And I wish someone will understand. Are you?

Love always,
Tara

6 Feb 2013

Hari ke-27: Tentang Buku

"Saya nggak tertarik mbaca sesuatu yang saya sendiri nggak yakin kalo saya akan suka," katanya datar.

"Gimana kamu bisa suka, wong baca saja belum," timpalnya.

"Bisa, saya bisa merasakan, kalo kata orang, don't judge book by its cover, itu ga berlaku buat saya, ada cover itu buat di judge kok. Kan dari mata turun ke hati. Lha, sehabis liat cover, saya baca cuplikannya di belakang, sambil baca-baca sedikit dalemnya. Kalo cocok, ya beli. Tapi, selama ini jarang saya nemu buku yang langsung bisa cocok dengan hati. Jadi saya terbiasa cuma menyusuri rak demi rak, liat-liat buku, nyium bau buku yang khas itu. Itu lebih dari cukup untuk membuat syaraf saya rileks," dia menambahkan.

"Milih buku itu seperti milih teman ya, pun seperti milih pasangan. Kalo ndak cocok, ya, ndak menikmati cerita, cenderung bosen, selesai baca, ya sudah langsung disimpan di rak. Iya ndak?" tanyanya.

"Inggih, setuju," jawabnya sambil mengangguk.

Hari ke-26: Him

Dear friend,

I can't stop thinking about him. He has nice eyes that can light up your heart when you looking at them. And that's why I can't stop looking at him, and want to be near him whenever he's around. When he drives me home, I start to missing him even more. I think I can't stop thinking about him, and always missing him. Even when we have a fight, I'll end up missing him first and try to forget what makes me annoyed. Is that bad? Have you ever have a crush on someone so bad? I think you will give me super long speech now. Okay I will listen to you until you tired and start to be asleep. You know, I start to missing you too. Hope you do well.

Love always,
Tara

25 Jan 2013

Hari ke-25: Soul Mate

"A soul mate is a, well it’s like a best friend, but more. It’s the one person in the whole world that knows you better than you know yourself. It’s someone who makes you a better person. Well, actually, they don’t make you a better person. You do that yourself, because they inspire you. A soul mate is someone who you carry with you forever. It is the one person who knew you but yet, still accepted you & believed in you, before anyone else did, or when no one else would. And no matter what happens, you’ll always love them."

Aku membaca pesanmu dengan perasaan yang membuncah hebat. Sebentar lagi kita bertemu. Sekian bulan, sekian minggu, sekian hari telah terlampaui, tanpa seharipun kita lupa menyapa satu sama lain. Meski tak menatapmu langsung, itu lebih dari cukup. Meskipun ada waktu saat kita tidak sehangat biasanya. Katamu kita ini lebih dari sahabat, bahkan saat kita sudah bersama, kau bilang perasaan kita ini lebih dari kekasih. Lalu kita bingung menyebutnya apa. Kita terdiam lama. Memandang satu sama lain. Tersenyum dan tau pikiran satu sama lain. Kita menyebut kita: soul mate.

Mate, I love you. Always.

Hari ke-24: The One who knows better

One day I ask to God, I ask him to sends one of his cupid to accompany me all the night.
so I will never feel lonely in the darkness.
will shining me when the moon decided to stop gives her smile.
will make me smile when the stars stop to wink at me.
and will make me warm when the wind blowing so hard..

when I'm being completely alone would you please send me someone who really knows my heart?
because sometimes I feel so lonely though my friends stay around me.

they laugh with me, they cry in my shoulders.
but they never know what truly happened with me, in the deepest of my heart..
oh God, I know you know me better.
I know you always with me, I know you will never forget about me.
because I do the same..

Hari ke-23: High hopes, know me better

Sometimes I cry so hard. When I want anything but I can't have it. Tears drop and my heart hurts.. That time I want to share my problems with someone, with my friends. Hope they'll support me and make me feel better. But I can't. I don't know why. I can not tell anything to others, although I want to do it. I can't be honest when I have problems, even to myself. I just keep it inside, feel my heart beating. Then crying over and over again. Blame myself. One day my friends asked me "What happened to you honey?" and I answered, "Nothing, I'm okay". Don't ever believe me when you ask me and I answer like that. I could stand in every conditions, but it doesn't mean that I'm strong..

Hari ke-22: I'm scared and afraid walking in the dark, let me catch the light

Dear my beloved father..
Hello father, how are you? Although I meet you everyday but I don't know your heart conditions. You just said that you are okay but I know you have big problems and I won't you think about everything too hard.. I'm sorry, I'm so sorry. I always made you sad, disappoint or anything. You know, that everything that I've done I do the best that I can. But sometimes I have no chance to catch the successful. But now, I realize, my whole life I'll do everything to make you and momma happy. I wanna make you smile and I wanna make you proud of me..

Love Dinar :)

Hari ke-21: Mencintai Secara Sederhana

Aku mencintaimu secara sederhana
Tanpa rumus, hanya meluncur begitu saja
Aku mencintaimu secara sederhana
Memaknai semua sebagai kebetulan yang begitu indah
Aku mencintamu secara sederhana
Hanya mencintaimu
Kau tau artinya?
Cintaku sederhana
Tidak rumit
Tidak berbelit
Sesederhana sebuah kata yang terucap tanpa berfikir
Sesederhana cahaya matahari yang terus bersinar
walau bumi tak berharap disinari
Sesederhana air yang terus mengalir...

Hari ke-20: Lapar

Masih lekat terbayang wajah-wajah yang bergerak hilir mudik dari semalam. Meski aku hanya tertunduk lesu dengan menengadahkan tangan, aku bisa melihat wajah lusuh mereka yang muak melihat orang macam aku di jalanan. Aku terduduk lesu bukan karena malas berjalan atau sekedar bernyanyi sambil sedikit bergoyang. Lebih dari itu. Ususku kaku. Tenggorokanku terbakar. Kepalaku pening tidak karuan. Aku lapar. Dua hari belum makan. Hanya minum setegukan dari hasil mengorek sisa air mineral di jalanan. Apa hidupku begitu menyedihkan?

"Ini ada nasi bungkus, kamu makan ya. Ini juga ada sedikit uang. Sana gunakan untuk keperluanmu", katanya lembut namun tegas. Dia segera berlalu. Aku yang masih tertegun, bercampur kaget dan terharu hanya bisa terdiam sampai dia sudah tidak kelihatan di pelupuk mataku. Lupa mengucapkan rasa syukur dan terima kasihku. Bu, siapapun kamu, aku mendoakan kesehatanmu.

Kulahap makananku dengan cepat. Aku bisa melihat diriku yang sedang makan seperti orang kerasukan. Aku tidak begitu peduli. Aku lapar. Dan logika tanpa logistik tidak akan pernah jalan. Kata siapa hidup di jalanan itu keras. Hidup di jalanan itu sangat amat keras. Kami tidak diperdulikan oleh orang yang tidak kami kenal. Kami bahkan dianggap sampah. Tapi kami saling memiliki satu sama lain. Karena satu-satunya yang kami punya hanya diri sendiri dan teman sepenanggungan. Kalau tidak ada, berarti kami sendirian. Oh, aku lupa. Aku masih punya Tuhan yang akan memeluk orang macam aku lewat tangan-tangan orang dermawan.

Hari ke-19: Laut = Hati

"Jumlah sungai di dunia ini bukan main banyaknya, tapi, mengapa laut tidak pernah banjir? Laut tidak pernah penuh?", tanyanya.

"Karena laut tempat kembalinya semua air, dan laut juga tempat air menguap menjadi awan, menjadi hujan, Mas", jawabku.

Seperti hati. Laut adalah tempat segalanya kembali. Air bisa datang dari mana saja. Tapi pasti akan kembali ke laut. Laut tidak akan lupa berbagi. Pada alam, pada langit, pada tanah, pada gunung yang jaraknya terbentang. Dia akan berbagi. Dia tidak meminta. Dia hanya menampung dan menjadikan alam tetap terjaga. Seperti hati, yang tidak akan tahan sendiri. Dia juga ingin berbagi. Kepada sesama hati yang layak untuknya memberi. Dan hati tidak pernah memilih, tapi dipilih. Tidak berbatas pada angka, lebih luas daripada semesta.

20 Jan 2013

Hari ke-18: Lagi

Dear Bintang, aku iri lagi. Untuk kesekian kali. Pada sepasang burung yang terbang begitu indah. Mengepakkan sayap bersamaan. Berlarian diantara angin yang ingin memisahkan. Aku iri lagi. Untuk kesekian kali. Pada bulan yang setia mengiringi bumi. Menjadi satelitnya dan tidak ingin lebih. Aku iri lagi. Untuk kesekian kali. Pada dua sosok pemuda pemudi diujung sana. Duduk berdua sambil bercanda. Es krim-es krim yang mereka bawa sesekali diliriknya, tapi tidak pernah menurunkan niat mereka untuk mendengarkan celoteh satu sama lain. Senyum mereka berkata bahwa mereka jatuh cinta lagi, untuk kesekian kali, dan tidak pernah tidak terjadi. Aku iri lagi. Untuk kesekian kali. Aku ingin aku bisa mengerti. Aku ingin aku bisa menanti. Aku ingin aku bisa berbicara bahkan saat aku diam. Aku ingin aku selalu ada bahkan saat ketiadaan adalah pilihan utama. Aku ingin sesuatu yang pasti, bahkan saat ketidakpastian adalah jawaban segala tanya. Aku ingin dianggap ada bukan sekedar untuk melengkapi, bukan sekedar sebagai remah roti, bukan sekedar sebagai boneka yang dibuang saat kebosanan merajai. Aku ingin aku bahkan tidak punya jarum, paku, peniti, atau apapun yang membuat hati, jantung, dada, atau perasaan yang menusuk-nusuk tepat disini. Boleh?

Pandanganku memburam. "Begini ya caranya menangis?"
Bisikku.

19 Jan 2013

Hari ke-17: Sendirian Sekarang

Aku bergidik menahan dingin. Menghembuskan nafas yang bisa kuihat menguap didepan mataku. Menggesek-gesekkan tangan yang sudah terbalut sarung tangan tebal. Mendekap sendiri tubuh yang sudah terbalut jaket hingga membuatku menggembung sebulat bola salju yang digulung. Satu-satunya yang menemaniku adalah angin yang selalu berhasil menusuk sampai ke tulang.

Aku merasakannya ada disana. Berdiri di sampingku. Sambil memandang lurus ke depan. Sambil sesekali tersenyum, entah pada apa. Dia hanya memakai jaket tipis dan tidak memakai baju hangat. Apa dia tidak kedinginan, pikirku. Aku menghampirinya, ingin mendekap. Tapi saat ingin kudekap, bayangannya hilang dan berpindah ke sisi yang lainnya.

Aku tersenyum menahan rindu. Rasanya ada sepuluh ribu paku yang menancap tepat di jantungku. Memaksanya untuk tetap berdetak dengan segala perih dan darah yang setiap detik bertambah hebat. Tara sesekali hilang, membiarkanku menangis sendirian. Membiarkanku mencarinya dalam sebuah kenangan. Mungkin dia tau seharusnya aku tidak lagi mengharapkannya ada sekarang.

Dua bulan. Dia sudah benar-benar hilang. Hanya ada dia yang tersenyum sambil berkata, "Baik-baik ya. Jangan lupa makan" seperti biasanya dia mengingatkan. "Tara, kau sudah tenang ya, Sayang?", bisikku.

17 Jan 2013

Hari ke-16: 5 (Lima)

1
Aku diam mendengarkan suara hening diujung bumi sebelah sana. Dia membisu dan ikut-ikutan mendengarkan aku yang diam diujung bumi sebelah sini. Kami diam. Ingin diam karena tidak tau apa yang sedang kami diamkan.

2
Kali ini kamu sudah bisa bicara. Sekedar kata "iya", "tidak", dan "hmm" yang menggantung melalui udara. Aku yang tidak pandai bicara ini hanya membalasnya dengan memanggil namamu berulang kali dengan suara yang lirih. Sebentar lagi pecah. Dari sini aku tau. Semesta, dia sedang marah.

3
Sudah bukan lagi "iya", "tidak", dan "hmm" yang terus kau jejalkan di telingaku. Kini kita sudah mulai membuka tabir-tabir ego yang sedari tadi membungkus erat. Marah, kecewa, cemas, cemburu; hati, yang sedari tadi kau sembunyikan sekarang sudah ku genggam. "Maafin aku ya", katamu.

4
Kita resmi menangis berbarengan. Tangis yang aku tau tidak menyakitkan. Tangis tidak ingin kehilangan. Tangis karena kita merasa kita sama-sama bodoh untuk saling berbohong tentang perasaan. Kita ini berbeda tubuh, tetapi satu jiwa. Aku merasa apa yang kau rasa, begitu juga sebaliknya.

5
Memaafkan, berbagi rasa, kembali menjadi aku dan kamu yang selama ini bergumul menjadi kita. Mengobrol seharian. Bercanda sampai tidak ada bahan. Jenuh karena kamu bilang, hanya kamu yang berbicara terus-terusan. Tapi tidak pernah ingin mengakhiri pembicaraan. Itu kita; aku dan kamu yang selama ini berproses menjadi kita.

If there is no you;
my universe will never be the same.

16 Jan 2013

Hari ke-15: Mungkin

Mungkin sedang dihinggapi jenuh. Mungkin pengertian sedang tidak berada diantara aku dan kamu. Mungkin sedang tidak ingin duduk bersama. Mungkin sendirian lebih kau harapkan. Mungkin kau ingin ke utara dan aku ingin tinggal. Mungkin, sebenarnya kita ingin terus bergandengan. Mungkin, kita memang ada untuk satu sama lain, Mungkin hanya terlalu angkuh untuk terus berkata: aku butuh kamu. Disini. Sekarang. Sampai nanti. Tak terbatas waktu.

Diantara mungkin-mungkin yang ada dikepalaku, hanya ada satu yang mungkin pasti. Mungkin aku ingin kamu terus ada. Mungkin aku selalu butuh kamu; tertawa, menangis, marah, seperti biasanya. Mungkin aku terlalu takut kamu pergi. Mungkin aku tidak bisa berhenti. Mungkin, tidak; aku menyayangimu dengan segenap hatiku. Dan tidak ada mungkin lagi.

14 Jan 2013

Hari ke-14: Ayah

Sedang meneduh. Menghindari hujan. Sudah tidak sekuat dulu. Duduk diatas tumpukan sepatu, ia terkantuk-kantuk menahan kelelahan. Seiring riuh hujan dan anak-anak yang lalu lalang, kepalanya tertunduk-tunduk; matanya memejam. "Aku lelah", bisik matanya. Disela kantuk dan sadarnya, dia menjajakan dagangannya dengan suara lirih bercampur kelelahan, "Tahunya... Tahunya..."

Yang menguatkannya untuk terus berjalan;
hanyalah putra yang sangat dicintainya.
Tanpa berpikir bagaimana lelahnya dia.

Ayah, dengarkanlah....
Disela hujan ini, aku mengirim tetes kerinduan.
Untukmu yang selalu berpeluh.
Untukmu yang tidak pernah berkata lelah.
Untukmu yang selalu tersenyum.
Untukmu yang selalu berkata, "Semangatlah."
Untukmu yang tidak pernah mengeluh.
Untukmu, Ayah nomer satu didunia.
Aku rindu. Aku rindu. Aku rindu.

Hari ke-13: Menunggu

Rena berdiri disana. Bersama angin dan suara hempasan ombak. Bersama badai yang akan datang. Bersama kerinduan yang menyayat. Bersama kesepian yang memeluk erat. Bersama ribuan kenangan yang berusaha terbang menantang angin kencang. Di dermaga. Menikmati alam membisikinya untuk tinggal. Merenungi sebuah kepergian. Menanti sang pangeran yang tidak akan pulang. Yang sudah bertahun menjelajahi lautan. Yang tidak bisa lagi memberi kabar. Yang kata orang-orang sudah kembali pulang. Ke dalam pelukan lautan. Ke dalam naungan Tuhan.

Dia selalu menunggu.
Untuk bisa kembali bersatu.

12 Jan 2013

Hari ke-12: Home

Dia akan segera pergi. Kembali ke negaranya. Meninggalkanku sendiri disini. Bersama kenangan sebulan ini. Sudah lima tahun bersama. Dan tidak pernah jengah kurasa saat bersama. Hari-hari kami dihiasi rindu dan cinta yang selalu bergejolak tiap detiknya. Ya---kami selalu jatuh cinta satu sama lain; lagi, lagi, dan lagi. Mungkin karena jarak. Cinta kami terpisah benua. Tidak ada alasan untuk tidak rindu, untuk tidak jatuh cinta, untuk tidak berharap tiba-tiba ada jembatan berkontruksikan cinta dan percaya menghubungkanku dengan dia.

Apa arti jarak bagi kami? Apa arti jarak bagimu?
Apa arti cinta bagi kami? Apa arti cinta bagimu?
Apa arti rumah bagi kami? Apa arti rumah bagimu?
Bagi kami jarak adalah penguat hati untuk saling mencinta.
Mungkin bagimu jarak hanyalah ribuan kilometer jauhnya.
Bagi kami cinta adalah rasa yang tidak akan habis saat didera.
Mungkin bagimu cinta hanyalah rasa yang membuncah saat bersama.
Bagi kamu rumah ada bertemu, pelukan, tinggal, cinta, segalanya.
Mungkin bagimu rumah hanyalah tempat melepas lelah.

"Love...", sapaku.
"Mon amour♥", balasnya.
"I miss you", kataku.
"I miss you more", katanya.
"Lagi apa disana?", kataku.
"Lagi mau pulang. Ke pelukanmu", katanya.

Apa yang lebih membahagiakanku selain kamu bisa kembali;
ke pelukanku. Dan tinggal. Selalu ada disisiku.
I will always welcome you home.
Everytime you come home.
Take care there :')

11 Jan 2013

Hari ke-11: Terlambat

"Apakah kamu masih tidur dan tidak ingin ku ganggu? Apakah kamu lelah setelah petualanganmu semalam? Apakah kamu ingat apa janjimu, wahai Pangeran?", bisik sang Puteri; ditemani malam dan kesepian. "Aku tidak akan lagi meminta. Aku tidak akan lagi menanti. Dan aku tidak akan lagi berharap", tambahnya. Sekarang sang Puteri ditemani bulir-bulir air hangat yang memeluknya erat.

Sementara sang Pangeran masih terlelap. Beratapkan langit malam dengan ribuan lampion bernama bintang. Dia sungguh lelah, hingga melupakan janjinya. Dan tetap berpikir bahwa sang Puteri baik-baik saja, berpikir bahwa sang Puteri akan setia menunggunya.

"Pangeran. Kau terlambat", bisikku.

10 Jan 2013

Hari ke-10: I Know It

"I'm in love", katanya.

"Seberapa yakin?"

"Seyakin ini...", dia menarik tanganku. Meletakkannya diatas dadanya. Segera kurasakan letup-letup kencang; berdesir-desir ricau yang tidak dapat kujelaskan lewat kata-kata. "I'm in love with you", bisiknya.

"Okto...", kataku.

"Iya", katanya. Dia menatapku dengan tatapan sehangat perapian di musim dingin. "Aku mencintaimu, Rena. Aku tidak akan memaksakan diriku untuk tidak mengatakan kebenaran. Aku mencintaimu, dan akan selalu begitu. Aku tau, cinta bukan sekedar berdebar saat mataku tidak sengaja berpapasan dengan matamu. Aku tau, cinta bukan sekedar kata 'I love you'. Cinta adalah hati yang ingin selalu berkata, 'I live you'. Aku tau cinta tidak hanya sekedar menyusuri lorong kegelapan, bukan hanya sekedar teriakan dalam kehampaan. Cinta adalah bagaimana saling menguatkan, menjadi mata dan telinga satu sama lain saat kegelapan mendera, menjadi jawaban atas gaung-gaung yang menggema. Aku tau cinta tidak bisa dihindari, tidak bisa diminta; cinta hadir tanpa syarat dan tanpa paksa. Aku tau, saat dimana aku terlunta, saat dimana segala yang telah kutata hanyut bersama senja. Dan aku tau, saat langit akan menenggelamkan bumi, saat bulan sudah tidak setia menunggu matahari, I know that I'm in love with you, still."

9 Jan 2013

Hari ke-9: Mencintai Dalam Diam

"Salut deh sama kalian!!!"

"Salut kenapa?"

"Ya kalian berdua sahabatan udah berapa taun coba, dan ga pernah ada apa-apa kan?! Murni sahabat! Kalo aku sih mungkin udah suka kali Gin sama sahabat cowok yang super baik kaya Rama. Semacem ga mau nyia-nyiain oase di gurun gitu, hahaha."

"Oh, itu", aku cuma tersenyum.

Rena adalah orang keseribu yang selalu memuji kita. Memuji aku, mungkin. Atau sebenarnya iri ingin ada diposisiku. Rama adalah sahabatku semenjak SMA. Dan aku bohong kalau aku tidak punya rasa yang lebih untuknya. Iya. Aku menyimpannya serapat udara. Aku menyimpannya. Apa yang orang namakan cinta.

Aku mencintaimu dalam diam. Tidak perlu berbalas. Tidak perlu harus bilang.
Aku mencintaimu dalam diam. Kalau suatu saat kamu paham, maka aku masih disana.
Tidak akan berubah. Sesakit apapun. Aku terus bertahan.
Aku mencintaimu dalam diam. Memendam.
Aku mencintaimu dalam diam. Tidak cukup berani mengungkapkan.
Aku mencintaimu dalam diam. Tidak berharap kau memandang.
Aku bahkan cukup bisa mencintai punggungmu saat kau tersenyum disana tanpa aku.
Aku mencintaimu dalam diam. Bersama bayangan yang tidak dapat kukejar.
Aku mencintaimu dalam diam. Sediam alam. Yang tidak akan pernah meminta.
Aku mencintaimu dalam diam. Dalam tetesan-tetesan kerinduan.
Dalam rapalan-rapalan doa yang selalu kukirimkan.
Dalam ribuan tawa yang selalu kau lontarkan.
Dalam setiap detik mata kita bertatapan.
Dalam setiap rongga dada yang mengembang.

Aku hanya ingin diam. Mencintaimu dalam kesunyian...

8 Jan 2013

Hari ke-8: Lagi-lagi Tentang Rindu

Aku harap aku bisa menghentikan perasaanku sendiri. Atau, aku harap aku bisa menghentikan waktu, berputar balik. Melihatmu lebih awal, lebih awal dibandingkan yang lainnya. Dan menjadi satu-satunya orang yang kau pikirkan setelah Tuhan. Aku percaya keajaiban, tapi apakah keajaiban yang kuharapkan akan tiba-tiba berpihak padaku?

Aku masih duduk meringkuk melihat langit yang padam. Melihat jajaran bintang yang bertebaran tak terhingga. Selalu kulihat satu bintang yang paling terang, bintang keberuntungan. My one beautiful star, dimana kamu sekarang? Aku berbisik. Apa kau masih tidak bisa tidur jika tidak dengan piyama kelincimu? Apakah kau masih menganggap dirimu adalah Christopher Robin dan menyukai Winnie The Pooh? Apakah sekarang kau masih terjaga? Apakah masih ada aku disela hatimu? Apakah kau masih merasakan getaran-getaran rindu yang kukurimkan setiap malam ke hatimu?

Aku tertawa sendirian. Mataku melahirkan tetes-tetes hangat yang jatuh begitu saja tanpa bisa dibendung. Kusempatkan lagi melihat rumahmu, jendelamu di seberang. Tetap gelap, tetap tak berpenghuni. Aku rindu melihatmu sebelum tidur, tersenyum dan melambai kecil. Melihatmu memainkan lampu kamarmu sebagai tanda kau tidak bisa tidur.

Aku terus menunggu dibalik jendela. Berharap kau mendekati jendelamu dan mengedarkan pandangan ke sekeliling, kemudian menangkapku walaupun hanya di ujung ekor matamu. Tapi jendela itu hanya terbuka tanpa ada kau yang menghiasi. Sampai malam menjelang, jendela itu lebih mirip lukisan tak bernyawa yang belum benar-benar hidup tanpa ada engkau disana.

Selamat memejam, selamat bertualang di negeri dimana kau belum bisa kutemukan. Selamat bermimpi, semoga kita akan bertemu lagi. Selamat untukku yang merindu, doakan tidak akan berujung semu.

7 Jan 2013

Hari ke-7: Ngobrol

Suasananya hujan gerimis. Mereka berdua duduk disebuah cafe. Berhadapan. Dua buah hot cappucino menatap mereka dengan pandangan ingin diperhatikan. Diiringi lantunan Untitled, Maliq & D'essentials mereka mulai bertukar suara; memecah sunyi yang sedari tadi menghinggapi.

Sebenarnya, kamu ini apa?
Aku kupu-kupu.

Kenapa kupu-kupu?
Aku indah. Tapi jika kau tangkap. Sayapku akan rusak.

Tidakkah kau ingin menjadi yang lain?
Contohnya?

Contohnya hatiku.
Kenapa hatimu?

Selalu ada. Berdetak. Kalau berhenti. Maka aku mati.
Itu jantung.

Iya. Apapun namanya. Aku mau kamu selalu ada.
Kalau gitu, aku bakal selalu ada. Tapi kamu ga bisa lihat aku.

Terus?
Aku mau jadi aku aja.

Oh.
Aku jadi aku, kamu jadi kamu.

Daridulu udah begitu, kan?
Tapi, aku dan kamu; bisa jadi kita.

Buat apa?
Mengarungi hidup; menjalani waktu bersama, saling mengisi.

Dim.
Ya?

Itu ga lucu.
Aku serius, Ra.

Tangan mereka bertautan. Mereka kini mengerti. Bahwa cinta memang harus diungkapkan. Tidak harus dengan sebuah puisi indah. Tidak harus menunggu momen yang dipaksakan indah. Tapi berjalan mengalir seperti air. Biarkan melaju bersama angin. Akan ada waktunya. Indah. Dua hot cappucino yang telah dingin sudah jadi setengah. Sudah tidak terlupakan. Diiringi Lucky, Jason Mraz.

6 Jan 2013

Hari ke-6: Ibuk

Ada semburat sedih menggantung disana. Diantara horison biru bola matanya yang gemerlapan percik-percik cinta. Kamu tidak akan pernah tau bagaimana dahsyatnya rindu bisa sangat membuat dua bola cakrawala itu kelabu. Bak tertimbun abu.

Ada sendu tidak ingin diacuhkan disana. Diantara tarian indah jemari lentiknya yang menari meliuki puluhan nada. Bermelodikan ketegaran yang ingin dimengerti tanpa harus berucap: aku merindui.

Ada berton-ton cinta yang siap menenggelamkanmu dijurang paling dalam hatinya, andai kau cukup kuat mengangkatnya sekarang. Dan andai kau cukup tau untuk sekedar paham. Ada yang mencinta, tapi kau buta.

Ada yang setia duduk disana. Menunggumu pulang, atau hanya sekedar mendengar kau berdeham. Lalu dia akan terlelap berhiaskan senyuman. Membawamu ke dalam mimpi seindah cerita impian. Dan terlelap. Sangat lelap. Tanpa harus bertanya dimana, dan kapan terjaga.

Iya buk. Dinar juga kangen.

I'm fine :)

Aku lagi ga pengen sendirian
Makanya sekarang lagi muter film-film mengharukan
Ditemani tissue dan tetes kesedihan
Bukan. Bukan karena sedih
Aku cuma pengen sedikit cengeng
Tapi aku baik-baik aja
Terlalu baik-baik aja
Ga usah khawatir, ya?

Take care

5 Jan 2013

Hari ke-5: Hei Senja


"Hei...."

Aku menoleh. Ada kamu, yang tak kukenal. Berambut ikal. Duduk di bawah pohon besar dengan ayunan yang siap membawa gelak tawa. Yang memakai baju biru bergambar Doraemon sedang tertawa lebar. Selebar tawamu yang menatap lugu seorang gadis berusia 11 tahun yang berjalan tanpa ekspresi di sore hari yang sejuk itu. Keheningan adalah jawaban dari sapaanmu. Kemudian aku melanjutkan langkahku dan tidak memperdulikanmu. Mungkin kau hanya bengong sekian detik, menatap gadis 11 tahun itu berjalan menjauh.

oOo

"Hei..."

Aku menyapa Rana, seorang gadis yang biasa duduk sendirian dan tak punya teman di kelas. Sama sepertiku, seorang anak baru yang aneh dan sangat pendiam. Bedanya dia adalah gadis yang pintar dan sangat ramah. Satu-satunya alasan dia tidak punya teman adalah karena dia terlalu rajin. Ya, terlalu rajin dan tidak mau pergi bermain saat istirahat. Dia lebih suka duduk diam di kelas sambil membaca buku pelajaran. Aku mencoba mendekatinya.

"Hei, Rana. Lagi apa? Boleh duduk sini ga?"
"Boleh", jawabnya sambil tersenyum. Manis sekali.

Satu setengah jam disekitar kami hanya ada hening dan suara buku yang Rana buka. Aku hanya diam menatapnya. Mencoba ikut memahami apa yang sedang dibacanya.

"Kamu, siapa namanya?", tiba-tiba tanya Rana memecahkan hening itu.
"Eh? Mmm namaku, Senja."
"Oooo, Senja siapa?"
"Senja Sore."
"Lucu ya namanya", dia tergelak renyah.
"Rana, kamu ga bosan ya disini terus ga maen?"
"Enggak, aku ga boleh capek-capek sama Mama. Soalnya aku sakit."
"Emangnya sakit apa?"

Dia hanya menjawab dengan senyuman kemudian keheningan terulang. Kembali sibuk dengan buku di tangannya. Sedangkan aku kembali sibuk menatap setiap sudut kelas. Mencoba mencari hal yang bisa menghentikan keheningan dan kebosanan disini. Akhirnya aku menemukannya, bel tanda masuk berbunyi. Setidaknya kami tak hanya duduk berdua lagi. Dan keheningan terusir.

oOo

Semilir angin menerbangkan daun yang menguning di pohon besar taman itu. Sudah sekitar 5400 detik aku disini. Duduk sendiri ditemani angin yang kadang malu-malu membelai rambutku, suara burung yang tergesa ingin cepat kembali, dan daun-daun yang bergemerisik karena tertabrak angin yang sepoi menggoda. Aku memejamkan mata. Hawa yang sangat nyaman untuk diisi dengan gesekan biola. Dan jemariku mulai menari. Biolaku mulai mengalun.
Disitu ada dia. Rana yang berjalan sendirian menghampiriku sambil tersenyum simpul. Berjalan tanpa ada suara. Takut memecah kesunyian dan kesyahduan yang sedang berjalan. Lalu diam mematung menyaksikanku masyuk dengan biola dan ikut memejamkan mata. Ternyata musik klasiklah yang nantinya menyatukan kami.
Dialog tanpa suara kami ciptakan melalui senyum dan pandangan persahabatan baru yang sudah lama kurindukan. Berpindah dari satu tempat ke tempat lain bukan jadi hal yang biasa bagiku. Dan satu hal yang selalu ingin aku ciptakan adalah persahabatan meski hanya sebentar. Kami berjalan pulang berjajaran dalam diam. Hai senja, Senja ini akhirnya bertemu satu sahabat barunya. Kenalkan dia adalah Rana. Hei senja, kau akan segera berlalu tergantikan malam kelam. Senja pun terbenam.

4 Jan 2013

Hari ke-4: Lihat Aku, Puteri

Aku mendengarnya menangis sekarang. Makin kencang. Dan hatiku serasa dilukai sembilan pisau fillet ikan. Tangismu sukses menjadikan hatiku bercabang sembilan. Sekarang sudah tidak berbentuk. Remuk. Aku ingin berteriak agar kau berhenti menangis. Tapi suaraku serasa diambil sembilan puluh menit yang lalu. Segera saat kamu mulai membisu. Aku ingin  meraihmu. Sekedar mengusap rambut legammu agar kau sedikit tenang. Atau menarik kepalamu ke dadaku yang kau bilang bidang. Tapi tanganku berubah kaku. Seperti dikutuk menjadi batu.

Apa sudah bisa membenci sekarang? Apa kau sudah sadar sekarang, kau terluka begitu dalam, Wahai Puteri? Bukan. Bukan aku sengaja. Bukan pula aku memintanya. Aku hanya seorang pecundang yang membiarkanmu menangis. Atau. Aku ini sebenarnya pecundang yang dipecundangi hatiku sendiri karena terlalu takut kau pergi. Apa aku sebodoh itu? Ya---bodoh.

"Jangan menangis, Tara", akhirnya suaraku kembali. Aku memaksanya kembali.

Dia masih menangis. Mungkin memaknai semua yang selama ini ditahannya. Mungkin juga tidak tau apa yang harus dikatakannya. Mungkin menjadi semakin terluka dengan sikapku yang hanya begitu-begitu saja. Atau. Mungkin. Hanya ingin menangis. Tanpa sebab. Hanya ingin aku ada disana. Sekarang.

"Aku benci dengan rindu", katanya. Tiba-tiba.
"Aku benci dengan jarak", tambahnya.
"Tapi aku tidak pernah bisa untuk tidak menempatkan rindu dihatiku. Dan aku tidak pernah bisa memotong jarak yang beribu ini untuk tiba-tiba ada disana", dia kembali terisak.

Aku membiarkannya mengoceh diujung sana. Dia akan tau kalau bukan cuma dia yang tersiksa. Ada yang selalu lebih tersiksa daripada dia. Ada yang selalu ingin membunuh rindu dan memenggal jarak dan waktu. Hanya untuk bisa bersamamu, Puteri. Kalau saja kamu bisa merasakan aku. Hatiku.

Kutitipkan satu rindu disetiap hembus nafasku. Tolong hitung berapa banyaknya aku bernafas setiap detik di tiap hariku. Kutitipkan segenggam cinta ditiap detik aku merindukanmu. Tolong hitung. Kalau kau mampu. Aku selalu merindu. Tolong lihat aku, Puteri. Sebentar saja. Sedetik saja. Aku akan selalu ada. Bahkan tanpa kau minta. Aku akan segera ada disana. Kalau saja akulah Pangerannya.

"Dim, salam salam buat Rendy ya kalau ketemu."
"Iya."
Maaf ya ngerepotin, makasih udah dengerin aku."
"Iya."
"Dim, kamu kenapa?"
"Gapapa."

3 Jan 2013

Hari ke-3: Yang Sudah Berbeda

Can we call it Soulmate, then?
Saat aku duduk diam karena ingin menjauh sebentar.
Saat aku bertindak berbeda dan kau tetap sama.
Kau pun ikut diam. Mengacuhkan.
Can we call it Soulmate, then?

Tidak selalu harus mengerti.
Karena aku pun tidak selalu bisa mengerti.
Tidak selalu harus dekat.
Karena lem pun pasti pernah tidak merekat.
Tidak harus selalu bercerita riuh.
Cukup tersenyum dan saling tau.
Bahwa kamu masih dihatiku. Selalu.

Masih ingat saat kita menertawakan hal yang untuk orang lain tidak lucu?
Aku masih ingat, tapi aku tidak rindu.
Masih ingat saat kita bahkan tidak memikirkan diri sendiri, tapi lebih memikirkan kita?
Masih sangat lekat, tapi aku tidak rindu.
Kita sudah bisa berjalan tanpa berpegangan.
Sudah bukan lagi penguat saat kita merunduk-runduk dalam kesakitan.
Sudah bukan lagi tempat meneduh saat hatimu hujan.
Kita sudah tidak lagi sama.
Dan aku berulang melontarkan, aku tidak rindu.

Memang kalau tidak rindu, itu berarti aku membencimu?
Memang kalau tidak rindu, itu berarti aku sama sekali melupakanmu?
Memang kalau tidak rindu, itu akan berarti apa buatmu?
Aku rindu. Dan kau tidak perlu tau.
Karena rinduku akan begitu saja menguap ke langit.
Menjadi awan. Turun ke bumi bersama hujan.
Membasahimu. Dan meresap ke tanah.
Mengalir pulang. Ke laut.

"Dulu kita sahabat, berteman bagai ulat, mengalahkan sinar mentari."
J