7 Jan 2013

Hari ke-7: Ngobrol

Suasananya hujan gerimis. Mereka berdua duduk disebuah cafe. Berhadapan. Dua buah hot cappucino menatap mereka dengan pandangan ingin diperhatikan. Diiringi lantunan Untitled, Maliq & D'essentials mereka mulai bertukar suara; memecah sunyi yang sedari tadi menghinggapi.

Sebenarnya, kamu ini apa?
Aku kupu-kupu.

Kenapa kupu-kupu?
Aku indah. Tapi jika kau tangkap. Sayapku akan rusak.

Tidakkah kau ingin menjadi yang lain?
Contohnya?

Contohnya hatiku.
Kenapa hatimu?

Selalu ada. Berdetak. Kalau berhenti. Maka aku mati.
Itu jantung.

Iya. Apapun namanya. Aku mau kamu selalu ada.
Kalau gitu, aku bakal selalu ada. Tapi kamu ga bisa lihat aku.

Terus?
Aku mau jadi aku aja.

Oh.
Aku jadi aku, kamu jadi kamu.

Daridulu udah begitu, kan?
Tapi, aku dan kamu; bisa jadi kita.

Buat apa?
Mengarungi hidup; menjalani waktu bersama, saling mengisi.

Dim.
Ya?

Itu ga lucu.
Aku serius, Ra.

Tangan mereka bertautan. Mereka kini mengerti. Bahwa cinta memang harus diungkapkan. Tidak harus dengan sebuah puisi indah. Tidak harus menunggu momen yang dipaksakan indah. Tapi berjalan mengalir seperti air. Biarkan melaju bersama angin. Akan ada waktunya. Indah. Dua hot cappucino yang telah dingin sudah jadi setengah. Sudah tidak terlupakan. Diiringi Lucky, Jason Mraz.

No comments: