9 Jan 2013

Hari ke-9: Mencintai Dalam Diam

"Salut deh sama kalian!!!"

"Salut kenapa?"

"Ya kalian berdua sahabatan udah berapa taun coba, dan ga pernah ada apa-apa kan?! Murni sahabat! Kalo aku sih mungkin udah suka kali Gin sama sahabat cowok yang super baik kaya Rama. Semacem ga mau nyia-nyiain oase di gurun gitu, hahaha."

"Oh, itu", aku cuma tersenyum.

Rena adalah orang keseribu yang selalu memuji kita. Memuji aku, mungkin. Atau sebenarnya iri ingin ada diposisiku. Rama adalah sahabatku semenjak SMA. Dan aku bohong kalau aku tidak punya rasa yang lebih untuknya. Iya. Aku menyimpannya serapat udara. Aku menyimpannya. Apa yang orang namakan cinta.

Aku mencintaimu dalam diam. Tidak perlu berbalas. Tidak perlu harus bilang.
Aku mencintaimu dalam diam. Kalau suatu saat kamu paham, maka aku masih disana.
Tidak akan berubah. Sesakit apapun. Aku terus bertahan.
Aku mencintaimu dalam diam. Memendam.
Aku mencintaimu dalam diam. Tidak cukup berani mengungkapkan.
Aku mencintaimu dalam diam. Tidak berharap kau memandang.
Aku bahkan cukup bisa mencintai punggungmu saat kau tersenyum disana tanpa aku.
Aku mencintaimu dalam diam. Bersama bayangan yang tidak dapat kukejar.
Aku mencintaimu dalam diam. Sediam alam. Yang tidak akan pernah meminta.
Aku mencintaimu dalam diam. Dalam tetesan-tetesan kerinduan.
Dalam rapalan-rapalan doa yang selalu kukirimkan.
Dalam ribuan tawa yang selalu kau lontarkan.
Dalam setiap detik mata kita bertatapan.
Dalam setiap rongga dada yang mengembang.

Aku hanya ingin diam. Mencintaimu dalam kesunyian...

No comments: