29 Sept 2012

Kemana saja perginya?

Selama ini aku masih belum-tidak-sadar kalau waktu benar-benar berlalu, berjalan, dan meninggalkan kita. Setelah aku benar-benar membuka mata, aku baru bisa melihat, ternyata kita benar-benar dimakan waktu. Aku sudah sebesar-tua-ini, orang tuaku tidak lagi berambut hitam legam dan segar seperti dulu. Kehidupan yang dulu begini, sekarang sudah jadi begitu. Bisakah sejenak aku memperlambat waktu? Atau kalau aku boleh menjadi sedikit lebih tamak, aku ingin menghentikan waktu. Aku ingin tetap seperti ini saja. Tidak ada yang pergi, tidak ada yang sakit, tidak ada yang bertambah tua, menjadi seperti ini saja, dengan keadaan yang baik. Kalau boleh.... Tapi sayang, itu tidak pernah bisa, tidak pernah mungkin, dan tidak akan boleh. Maka aku berbenah diri, menata diri untuk waktu yang akan datang menempa, untuk segala jalan yang akan segera aku tapak, untuk segala kemungkinan yang tidak pernah terbayang, untuk segala resiko yang harus terambil, untuk siapa? Bukan untuk siapa-siapa, untuk aku, orang tua, keluarga, hidup, dan Yang Menghidupkan.