3 Jan 2013

Hari ke-3: Yang Sudah Berbeda

Can we call it Soulmate, then?
Saat aku duduk diam karena ingin menjauh sebentar.
Saat aku bertindak berbeda dan kau tetap sama.
Kau pun ikut diam. Mengacuhkan.
Can we call it Soulmate, then?

Tidak selalu harus mengerti.
Karena aku pun tidak selalu bisa mengerti.
Tidak selalu harus dekat.
Karena lem pun pasti pernah tidak merekat.
Tidak harus selalu bercerita riuh.
Cukup tersenyum dan saling tau.
Bahwa kamu masih dihatiku. Selalu.

Masih ingat saat kita menertawakan hal yang untuk orang lain tidak lucu?
Aku masih ingat, tapi aku tidak rindu.
Masih ingat saat kita bahkan tidak memikirkan diri sendiri, tapi lebih memikirkan kita?
Masih sangat lekat, tapi aku tidak rindu.
Kita sudah bisa berjalan tanpa berpegangan.
Sudah bukan lagi penguat saat kita merunduk-runduk dalam kesakitan.
Sudah bukan lagi tempat meneduh saat hatimu hujan.
Kita sudah tidak lagi sama.
Dan aku berulang melontarkan, aku tidak rindu.

Memang kalau tidak rindu, itu berarti aku membencimu?
Memang kalau tidak rindu, itu berarti aku sama sekali melupakanmu?
Memang kalau tidak rindu, itu akan berarti apa buatmu?
Aku rindu. Dan kau tidak perlu tau.
Karena rinduku akan begitu saja menguap ke langit.
Menjadi awan. Turun ke bumi bersama hujan.
Membasahimu. Dan meresap ke tanah.
Mengalir pulang. Ke laut.

"Dulu kita sahabat, berteman bagai ulat, mengalahkan sinar mentari."
J

2 comments:

vanda kemala said...

Aku rindu. Dan kau tidak perlu tau.
Karena rinduku akan begitu saja menguap ke langit.
Menjadi awan. Turun ke bumi bersama hujan.
Membasahimu. Dan meresap ke tanah.
Mengalir pulang. Ke laut.

Suka :')

Dinar said...

Hehehe, salam kenal ya mba Vanda :)