8 Jan 2013

Hari ke-8: Lagi-lagi Tentang Rindu

Aku harap aku bisa menghentikan perasaanku sendiri. Atau, aku harap aku bisa menghentikan waktu, berputar balik. Melihatmu lebih awal, lebih awal dibandingkan yang lainnya. Dan menjadi satu-satunya orang yang kau pikirkan setelah Tuhan. Aku percaya keajaiban, tapi apakah keajaiban yang kuharapkan akan tiba-tiba berpihak padaku?

Aku masih duduk meringkuk melihat langit yang padam. Melihat jajaran bintang yang bertebaran tak terhingga. Selalu kulihat satu bintang yang paling terang, bintang keberuntungan. My one beautiful star, dimana kamu sekarang? Aku berbisik. Apa kau masih tidak bisa tidur jika tidak dengan piyama kelincimu? Apakah kau masih menganggap dirimu adalah Christopher Robin dan menyukai Winnie The Pooh? Apakah sekarang kau masih terjaga? Apakah masih ada aku disela hatimu? Apakah kau masih merasakan getaran-getaran rindu yang kukurimkan setiap malam ke hatimu?

Aku tertawa sendirian. Mataku melahirkan tetes-tetes hangat yang jatuh begitu saja tanpa bisa dibendung. Kusempatkan lagi melihat rumahmu, jendelamu di seberang. Tetap gelap, tetap tak berpenghuni. Aku rindu melihatmu sebelum tidur, tersenyum dan melambai kecil. Melihatmu memainkan lampu kamarmu sebagai tanda kau tidak bisa tidur.

Aku terus menunggu dibalik jendela. Berharap kau mendekati jendelamu dan mengedarkan pandangan ke sekeliling, kemudian menangkapku walaupun hanya di ujung ekor matamu. Tapi jendela itu hanya terbuka tanpa ada kau yang menghiasi. Sampai malam menjelang, jendela itu lebih mirip lukisan tak bernyawa yang belum benar-benar hidup tanpa ada engkau disana.

Selamat memejam, selamat bertualang di negeri dimana kau belum bisa kutemukan. Selamat bermimpi, semoga kita akan bertemu lagi. Selamat untukku yang merindu, doakan tidak akan berujung semu.

No comments: