14 Jan 2013

Hari ke-14: Ayah

Sedang meneduh. Menghindari hujan. Sudah tidak sekuat dulu. Duduk diatas tumpukan sepatu, ia terkantuk-kantuk menahan kelelahan. Seiring riuh hujan dan anak-anak yang lalu lalang, kepalanya tertunduk-tunduk; matanya memejam. "Aku lelah", bisik matanya. Disela kantuk dan sadarnya, dia menjajakan dagangannya dengan suara lirih bercampur kelelahan, "Tahunya... Tahunya..."

Yang menguatkannya untuk terus berjalan;
hanyalah putra yang sangat dicintainya.
Tanpa berpikir bagaimana lelahnya dia.

Ayah, dengarkanlah....
Disela hujan ini, aku mengirim tetes kerinduan.
Untukmu yang selalu berpeluh.
Untukmu yang tidak pernah berkata lelah.
Untukmu yang selalu tersenyum.
Untukmu yang selalu berkata, "Semangatlah."
Untukmu yang tidak pernah mengeluh.
Untukmu, Ayah nomer satu didunia.
Aku rindu. Aku rindu. Aku rindu.

No comments: