20 Jan 2013

Hari ke-18: Lagi

Dear Bintang, aku iri lagi. Untuk kesekian kali. Pada sepasang burung yang terbang begitu indah. Mengepakkan sayap bersamaan. Berlarian diantara angin yang ingin memisahkan. Aku iri lagi. Untuk kesekian kali. Pada bulan yang setia mengiringi bumi. Menjadi satelitnya dan tidak ingin lebih. Aku iri lagi. Untuk kesekian kali. Pada dua sosok pemuda pemudi diujung sana. Duduk berdua sambil bercanda. Es krim-es krim yang mereka bawa sesekali diliriknya, tapi tidak pernah menurunkan niat mereka untuk mendengarkan celoteh satu sama lain. Senyum mereka berkata bahwa mereka jatuh cinta lagi, untuk kesekian kali, dan tidak pernah tidak terjadi. Aku iri lagi. Untuk kesekian kali. Aku ingin aku bisa mengerti. Aku ingin aku bisa menanti. Aku ingin aku bisa berbicara bahkan saat aku diam. Aku ingin aku selalu ada bahkan saat ketiadaan adalah pilihan utama. Aku ingin sesuatu yang pasti, bahkan saat ketidakpastian adalah jawaban segala tanya. Aku ingin dianggap ada bukan sekedar untuk melengkapi, bukan sekedar sebagai remah roti, bukan sekedar sebagai boneka yang dibuang saat kebosanan merajai. Aku ingin aku bahkan tidak punya jarum, paku, peniti, atau apapun yang membuat hati, jantung, dada, atau perasaan yang menusuk-nusuk tepat disini. Boleh?

Pandanganku memburam. "Begini ya caranya menangis?"
Bisikku.

No comments: