12 Sept 2010

Perasaan tak terbantahkan

Dan sekarang akan tertumpah, tidak, memang sengaja akan kutumpahkan segala isinya. Apakah siap kau akan membersihkan segala tumpahannya? Mungkin tumpahan itu kebahagiaan, kesedihan, kerinduan, kemakluman yang tak tercetak dalam ucapan, tapi tulisan. Sebentar lagi, mungkin sedetik lagi, aku akan dan harus kembali ke perantauan, membawa setumpuk impian dan asa, dibekali doa dan semangat oleh ayah bunda. Akan ada kerinduan yang nanti akan terasa sangat menyiksa di dada. Rindu rumah, rindu keluarga terbaikku---orang-orang yang mencintai apa adanya aku.

Azan magrib berkumandang, semakin rindu aku akan rumah. "Ketika cinta bertasbih nadiku berdenyut merduuuu..." handphoneku berdering, ternyata Ibu menelepon, bertanya kabarku, sudah makan belum, sedang apa sekarang, disana kerasan tidak. Aku jawab satu persatu, tampaknya lega, kemudian telepon ditutup, air mataku perlahan jatuh. Aku rindu Ibu dan Ayahku...

No comments: